Barito Utara

Pesparani I Barito Utara: Ajang Paduan Suara yang Mengokohkan Kerukunan dan Persaudaraan

Muara Teweh — Umat Katolik di Kabupaten Barito Utara merayakan kehormatan dan kebanggaan tersendiri dengan pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I. Acara ini dibuka secara resmi oleh Pj Bupati Barito Utara, Muhlis, di hadapan ribuan peserta dan umat Katolik setempat.

Pesparani I yang digelar mulai 5 hingga 8 November 2024 di Muara Teweh, mengusung tema “Sehati Membangun Persaudaraan yang Hakiki” dan motto “Bersaksi dan Melayani Melalui Paduan Suara,” menegaskan semangat persatuan melalui ibadah dan seni paduan suara.

Muhlis mengatakan nilai persaudaraan yang tercermin dalam sub tema Pesparani I, yaitu “Melalui puji-pujian kita sehati, sepikir, dan pererat persaudaraan dalam rangka mewujudkan Bumi Iya Mulik Bengkang Turan yang maju, beriman, demokratis, dan selalu hidup rukun dan damai dalam kemajemukan.”

Ia juga menyampaikan semangat kebersamaan dalam Pesparani I sangat sejalan dengan visi Kabupaten Barito Utara, khususnya dalam memajukan kerukunan antar umat beragama dan masyarakat dari berbagai latar belakang.

“Ini adalah bukti nyata bahwa meskipun kita berbeda-beda, kita tetap sehati dan sepikir dalam membangun Barito Utara. Saya berharap acara ini dapat memperkuat kebersamaan dan keharmonisan antar umat beragama di daerah kita,” ujar Muhlis, Selasa (5/11/2024).

Pesparani I yang digelar di Arena Tiara Batara ini juga dihadiri oleh ribuan umat Katolik dari berbagai penjuru Kabupaten Barito Utara. Setidaknya ada empat paroki yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan, masing-masing dengan jumlah peserta yang mencerminkan antusiasme masyarakat untuk merayakan iman mereka melalui musik gerejani.

Keempat paroki yang terlibat adalah Paroki Santa Maria de La Salette Muara Teweh, Paroki Santo Clemens PIR Butong, Paroki Santo Fransiskus Asisi Benangin, dan Paroki Santo Petrus Kanisius Kandui. Mereka mengirimkan ratusan peserta yang akan berkompetisi dalam sejumlah lomba, antara lain Lomba Nyanyi Mazmur dan Lomba Bertutur Kitab Suci.

Peserta yang terlibat terdiri dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang menunjukkan semangat dan dedikasi mereka dalam melestarikan tradisi gereja.

Ketua Panitia Pelaksana, Sastra Jaya, menambahkan bahwa Pesparani I juga melibatkan dewan juri yang berkompeten dan memiliki pengalaman profesional dalam bidang seni musik dan tarik suara.

“Kami berharap lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk lebih mempererat ikatan kekeluargaan antar umat Katolik di Barito Utara,” tuturnya.

Sebelum acara pembukaan dimulai, umat Katolik mengadakan misa yang dipimpin oleh Pastor Yustinus Wantung dari Paroki Santa Maria de La Salette, bersama para pastor dari tiga paroki lainnya. Misa tersebut menjadi momen yang penuh makna bagi umat Katolik yang hadir, mengingatkan mereka akan pentingnya hidup dalam kedamaian dan kesatuan.

Pesparani I diharapkan tidak hanya menjadi perayaan iman, tetapi juga menjadi momentum untuk menjaga keharmonisan sosial dan budaya di Kabupaten Barito Utara.

Dalam pesan penutupan, Pj Bupati Muhlis berpesan agar acara ini terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Semoga melalui kegiatan seperti ini, kita semakin kompak dalam menjaga kedamaian dan kerukunan, serta menjadikan Barito Utara sebagai contoh bagi daerah lain dalam hidup bersama yang rukun dan damai,” tutupnya.(man)

Back to top button