Penurunan Prevalensi Stunting di Kalimantan Tengah: Sebuah Keberhasilan Kolaborasi
Palangka Raya – Prevalensi stunting di Kalimantan Tengah, menunjukkan tren penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kalimantan Tengah turun 3,4% menjadi 23,5%, melampaui rata-rata nasional yang hanya turun 0,1%.
Angka ini merupakan hasil dari kerja keras dan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat sipil, maupun masyarakat luas. Penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Tengah menunjukkan keberhasilan program intervensi stunting, baik sensitif maupun spesifik.
Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, memberikan apresiasi atas pencapaian ini dan menekankan pentingnya untuk terus meningkatkan intervensi dan optimalisasi peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting (KRS).
“Meskipun sudah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting, ini menjadi urusan bersama, bukan hanya tugas satu institusi saja. Dibutuhkan kolaborasi yang intens antar stakeholder. Keberhasilan dalam menurunkan prevalensi stunting di Kalteng adalah buah kerja sama yang baik antar pemangku kepentingan, dan masyarakat itu sendiri” ungkap Sugianto di Palangka Raya, Sabtu (27/4/2024).
Sekretaris TPPS Provinsi Kalimantan Tengah, Linae Victoria Aden, mengatakan, “Diperlukan optimalisasi dan peningkatan kinerja TPPS kabupaten/kota serta koordinasi dan konsultasi yang intens dengan semua pihak untuk mencapai target prevalensi stunting 14%.”
Penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Tengah merupakan bukti bahwa dengan kolaborasi dan kerja keras, kita dapat mencapai tujuan bersama untuk membangun generasi unggul dan tangguh untuk masa depan bangsa.(*)