Cita-Cita TNI Memotivasi Pemuda Jember Berlari 5 Kilometer Setiap Hari Menuju Sekolah
Jember — Alif Fathurrohman, pemuda 17 tahun dari Lingkungan Cupu, Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember, Jawa Timur, baru-baru ini mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
Pasalnya, Alif, yang dikenal karena dedikasinya dalam menuntut ilmu, harus menempuh jarak 5 kilometer setiap hari dengan berlari menuju titik penjemputan sekolah, setelah sepeda yang dimilikinya rusak dan tidak bisa digunakan.
Kisah Alif ini salahsatunya menarik perhatian Letkol Inf Dr. La Ode Muhammad Nurdin, Danbrigif 9/DY/2 Kostrad.
Menyadari perjuangan Alif dan dampaknya pada motivasi belajar dan cita-citanya, Letkol La Ode memutuskan untuk memberikan dukungan nyata.
Pemuda yang bercita-cita menjadi anggota TNI ini dan keluarganya lalu diundang ke markas Brigif 9 Kostrad, di mana ia menerima sepeda gunung baru dan sejumlah uang tunai.
“Kami ingin memberikan dukungan penuh kepada Alif dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang prajurit,” ujar Danbrigif 9/DY/2 Kostrad, dilansir dari Memorandum.co.id, Minggu (4/8/2204).
Selain bantuan tersebut, Alif juga diberi kesempatan untuk berlatih fisik bersama prajurit TNI dan memberikan kemudahan akses latihan renang di Yonif 509 Kostrad serta fasilitas fitnes di markas Brigif 9 Kostrad.
“Saya pinginnya jadi TNI nanti, makanya saya lari terus-menerus berangkat maupun pulang sekolah. Ya selain itu, juga karena memang tidak ada kendaraan sendiri dan kondisi ekonomi yang juga masih kekurangan,” kata Alif, dikutip dari detiknews, Rabu (31/7/2024).
Alif menceritakan, setelah lari sejauh 5 km dan tiba di depan kantor Kecamatan Patrang, sudah ada mobil jemputan yang disediakan pihak sekolah untuk membawa siswa-siswi hingga sampai sekolah.
“Kalau larinya nggak sampai sekolah, cuma sampai di dekat kantor Kecamatan Patrang. Dari situ udah ada mobil jemputan yang membawa saya ke sekolah, bareng-bareng sama siswa lainnya juga,” terangnya.
Kisah Alif menjadi semakin mengharukan karena ia adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya.
Meskipun menghadapi keterbatasan, ia tidak menyerah dan terus berlari setiap pagi demi mengejar mobil penjemputan agar tidak terlambat masuk sekolah menuju SMA Kartika IV-2 Jember.