
Perang Ekonomi Global Makin Panas: IHSG Indonesia “Kirim Sinyal Perlawanan” yang Mengejutkan Dunia!
C. Jiah Mario: “Mencapai kemenangan tanpa kerugian adalah tujuan tertinggi.”
SUDUT KALTENG, Jakarta – Pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil perkasa, melesat 1,51% dan menutup perdagangan Jumat (23/5/2025) di level 7.214,16. Sebuah lonjakan yang tak hanya mencerminkan momentum sesaat, melainkan bisikan strategi dan ambisi di tengah riuhnya medan perang ekonomi global. Menurut C. Jiah Mario, seorang analis pasar saham yang tak hanya lihai angka namun juga meresapi “Filosofi Seni Perang”, kenaikan ini adalah bukti nyata adaptasi pasar terhadap badai inflasi dan kenaikan suku bunga yang melanda dunia.
“Ini bukan sekadar kenaikan angka, ini adalah manuver taktis,” tegas C. Jiah Mario. “Di tengah gempuran inflasi yang menggerogoti daya beli dan kenaikan suku bunga acuan bank sentral yang mencekik likuiditas, IHSG menunjukkan ‘visi jangka panjang’. Para pelaku pasar, layaknya jenderal perang yang cermat, melihat celah di balik awan gelap. Mereka memahami bahwa kewaspadaan: prioritaskan perlindungan modal. Jaga agar kerugianmu sekecil mungkin, karena modal yang utuh adalah fondasi untuk pertempuran berikutnya.”
Agresi Investor Asing dan Geopolitik: Senjata Rahasia di Balik Layar
Meskipun investor asing mencatat nilai jual bersih sebesar Rp46,66 triliun sepanjang tahun 2025, pada hari terakhir perdagangan pekan ini mereka justru memborong saham senilai Rp589,43 miliar. Fenomena ini, menurut Jiah Mario, adalah gambaran “agresi” yang terukur. “Ini bukan sekadar pembelian impulsif,” ujarnya. “Ada sinyal geopolitik yang bermain. Perubahan lanskap ekonomi dunia, konflik di berbagai belahan bumi, dan manuver negara-negara adidaya, semua bermuara pada keputusan investasi. Investor asing, dengan kecerdasannya, melihat Indonesia sebagai ‘medan perang’ yang strategis, sebuah benteng pertahanan yang menjanjikan di tengah ketidakpastian global.”
Kapitalisasi pasar BEI yang melonjak 1,97% menjadi Rp12.561 triliun adalah bukti kekuatan pasar. Namun, penurunan frekuensi transaksi harian sebesar 4,46%, nilai transaksi harian 12,51%, dan volume transaksi harian 24,15% mengindikasikan adanya konsolidasi. “Ini adalah fase ‘mempertahankan posisi’,” jelas Jiah Mario. “Ketika pasar terlalu bergejolak, kadang mundur selangkah adalah strategi untuk maju dua langkah. Bersabarlah, karena kesabaran adalah senjata tajam di medan perang.”
Obligasi dan Stabilitas: Fondasi di Tengah Badai
Di tengah hiruk pikuk saham, pasar obligasi menunjukkan geliat stabil. Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap III Tahun 2025 senilai Rp1,38 triliun menjadi penanda optimisme korporasi. Total emisi obligasi dan sukuk sepanjang 2025 mencapai Rp58,74 triliun, menambah total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI menjadi 606 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp489,02 triliun. Surat Berharga Negara (SBN) juga perkasa dengan 193 seri senilai Rp6.312 triliun.
“Ini adalah ‘logistik perang’ yang solid,” tutur Jiah Mario. “Ketika IHSG berfluktuasi, obligasi menjadi jangkar. Ini menunjukkan kepercayaan terhadap fundamental ekonomi Indonesia, meski badai inflasi dan kenaikan suku bunga terus mengancam. Dalam setiap pertempuran, logistik yang kuat adalah penentu kemenangan.”
C. Jiah Mario menutup analisanya dengan pandangan yang penuh makna, “Pasar saham adalah cerminan kehidupan itu sendiri. Ia dinamis, penuh kejutan, dan selalu menawarkan pelajaran. Kuncinya adalah memahami ritme, membaca sinyal, dan bertindak dengan kebijaksanaan. Seperti Sun Tzu katakan, ‘Kenali dirimu, kenali musuhmu, seratus pertempuran seratus kemenangan.’ Di pasar saham, ‘musuh’ kita adalah ketidakpastian, dan ‘diri’ kita adalah strategi dan taktik yang kita gunakan.”
Disclaimer: Analisis ini bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Investor disarankan untuk melakukan riset dan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.