
SUDUT KALTENG, Jakarta – Ada kabar super penting buat isi dompet kita semua, terutama pengguna Pertalite! Harga minyak dunia lagi terjun bebas, Bos! Sekarang cuma nangkring di kisaran US$60 per barel. Padahal, pemerintah kita pasang target di APBN 2025 itu US$82 per barel. Jomplang banget, kan? Selisihnya sekitar US$22 per barel!
Ekonom kondang dari Celios, Bhima Yudhistira, langsung kasih kode keras: ini momentum emas buat turunin harga pertalite! “Jadi kurang fair jika harga BBM non-subsidi (kayak Pertamax) udah turun tiga bulan berturut-turut, sementara Pertalite belum ikut turun juga,” tegas Bhima, Minggu (1/6/2025).
Kenapa Harga Minyak Dunia Bisa Ambyar?
Kartel minyak dunia (OPEC) dan sekutunya ngegas produksi sampai tiga kali lipat dari jadwal! Ini bikin pasar global kebanjiran suplai. Harga minyak Brent buat Juli aja udah di $64,15 per barel, dan WTI buat Juli di sekitar $60,86 per barel. Anjlok ke level terendah empat tahun terakhir!
Jangan lupa, perang dagang antara Amerika Serikat dan China itu kayak roller coaster buat ekonomi dunia. Ketidakpastian ini bisa bikin permintaan minyak global jadi nggak stabil. Kalau tensi dagang mereka adem, permintaan bisa naik. Tapi kalau lagi panas-panasnya, pasar khawatir pertumbuhan ekonomi melambat, permintaan minyak pun bisa ikut lesu, dan harga ikut tertekan. Nah, harga minyak yang rendah saat ini bisa jadi cerminan kekhawatiran pasar global atau justru karena produsen lagi jor-joran suplai di tengah ketidakpastian ini. Ini jelas mengubah lanskap ekonomi dunia, di mana negara konsumen kayak Indonesia bisa sedikit bernapas lega.
Efeknya Buat Indonesia Apa? Cuan atau Buntung?
Potensi Cuan buat APBN, dengan harga minyak dunia yang jauh lebih murah dari asumsi, pemerintah punya ruang fiskal gede banget! Pembayaran subsidi BBM harusnya ikutan turun drastis. Duitnya bisa dialihin buat yang lebih penting, kan?
Pertamina Udah Turunin Harga tapi kok cuma non-subsidi? Pertamina emang udah gercep nurunin harga Pertamax (sekarang Rp12.100/liter), Pertamax Green (Rp12.800), Pertamax Turbo (Rp13.050), Dexlite (Rp12.740), dan Pertamina Dex (Rp13.200) per 1 Juni 2025. Ini udah ketiga kalinya turun, lho!
Pertalite Masih Anteng di Rp10.000: Nah, ini dia yang jadi sorotan. Pertalite, BBM subsidi kesayangan rakyat, harganya masih sama aja Rp10.000/liter sejak naik tahun 2022. Padahal selisihnya sama Pertamax makin tipis!
Kenapa Pertalite Harus Ikut Turun?
Bhima Yudhistira bilang, selisih harga Pertamax dan Pertalite yang makin tipis bikin sebagian orang beralih ke Pertamax. “Perpindahan konsumsi BBM ke Pertamax ada, tapi yang untung kan Pertamina dan Pemerintah. Idealnya harga Pertamax turun, Pertalite juga,” tegasnya.
Logikanya sederhana:
- Harga minyak dunia sebagai bahan baku turun.
- Beban subsidi pemerintah berkurang signifikan.
- BBM non-subsidi udah turun harga.
- Maka, saatnya harga Pertalite juga dikoreksi turun!
Implikasi Geopolitik & Ekonomi Global Lebih Jauh
Penurunan harga minyak ini bukan cuma soal diskon di SPBU. Ini adalah cerminan dari dinamika geopolitik global yang kompleks. Keputusan OPEC+ buat membanjiri pasar itu langkah strategis buat mempertahankan pangsa pasar dan pengaruh di tengah persaingan dengan produsen lain (termasuk AS dengan shale oil-nya).
Buat Indonesia, sebagai negara net importir minyak, ini adalah angin segar. Biaya impor energi berkurang, tekanan inflasi dari sisi energi juga mereda. Ini juga bisa jadi momentum buat pemerintah menata ulang kebijakan subsidi energi agar lebih tepat sasaran dan berkelanjutan, apalagi di tengah perubahan lanskap ekonomi dunia yang menuntut efisiensi dan adaptasi.
Intinya, Dengan harga minyak dunia yang lagi baik hati banget, plus manuver dari pemain besar di pasar energi global, dan dinamika perang dagang yang terus berjalan, ada peluang besar buat harga Pertalite bisa lebih ramah di kantong. Kita tunggu aja gebrakan selanjutnya dari pemerintah! Ini bukan cuma soal ekonomi domestik, tapi juga bagaimana Indonesia menavigasi pusaran ekonomi dan geopolitik global. Stay tuned!