KaltengKotawaringin Barat

MIRIS! Debu dan Bahaya di Jalan Pangkalan Banteng: Kontras dengan Jalan Nasional yang Mulus

Pangkalan Bun– Warga Pangkalan Banteng merasakan ironi yang mencolok dalam kondisi infrastruktur jalan di wilayah mereka. Sementara satu ruas jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kini mulus dan nyaman dilalui setelah perbaikan, ruas jalan lainnya yang merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat justru menjadi sumber masalah dan keluhan berkepanjangan.

Pantauan di lapangan menunjukkan, alih-alih memberikan solusi, perbaikan tambal sulam menggunakan cor beton pada jalan kabupaten di Pangkalan Banteng justru memperparah keadaan. Permukaan jalan yang tidak rata dan bergelombang kini menjadi momok bagi pengendara dan warga sekitar. Terlebih saat musim kemarau seperti saat ini, debu tebal yang beterbangan tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, namun juga berdampak signifikan pada perekonomian masyarakat.

Kondisi ini sangat dirasakan oleh para pedagang di sekitar Pasar Pangkalan Banteng, jantung perekonomian kecamatan. Sepinya pembeli menjadi keluhan utama mereka akibat akses jalan yang buruk dan dipenuhi debu. “Dulu waktu jalan masih bagus, pembeli ramai. Sekarang sepi, debunya parah,” ungkap seorang pemilik warung makan di dekat pasar dengan nada lesu, Jumat (2/5/2025).

Tak hanya masalah debu, permukaan jalan yang tidak rata dan berlubang juga menjadi pemicu utama kecelakaan lalu lintas. Banyak pengendara sepeda motor yang menjadi korban, terutama saat malam hari dengan penerangan yang minim. “Sudah sering saya lihat orang jatuh, apalagi malam hari gelap. Ini sangat berbahaya,” tutur seorang warga Pangkalan Banteng dengan nada khawatir.

Yadi, Ketua RT 22 Karang Mulya, turut menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi jalan tersebut. “Kami sebagai warga sangat merasakan dampaknya. Jalan yang seharusnya memudahkan aktivitas, malah menjadi sumber masalah. Debu ini benar-benar mengganggu kesehatan dan kenyamanan warga. Kami berharap pemerintah kabupaten segera bertindak nyata, bukan hanya sekadar tambal sulam yang justru memperburuk keadaan,” tegas Yadi.

Terganggunya akses menuju Pasar Pangkalan Banteng sebagai pusat transaksi jual beli, serta menurunnya omzet pedagang di sepanjang jalan menjadi keluhan utama masyarakat. Mereka mendambakan tindakan tegas dan perbaikan jalan yang menyeluruh dan permanen dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kontras dengan kondisi jalan nasional yang kini nyaman dilalui, jalan kabupaten ini seolah menjadi cerminan ketidakmerataan pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat terkait keluhan masyarakat dan rencana perbaikan jalan yang lebih efektif. Masyarakat Pangkalan Banteng berharap aspirasi mereka segera didengar demi keselamatan dan kelancaran roda perekonomian di wilayah mereka yang strategis.

Pangkalan Banteng, dengan potensinya sebagai pusat perekonomian dan konektivitas antar wilayah, seharusnya didukung dengan infrastruktur jalan yang memadai. Kondisi jalan kabupaten yang memprihatinkan ini tentu menjadi tantangan besar bagi pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat setempat. (SK-1)

Back to top button