NasionalEkonomi dan BisnisTekno

GEBRAKAN ASTRA 2025! Mobil Listrik “Merakyat” Siap Goyang Pasar di Tengah Duel Raksasa AS-China!

JAKARTA – Di tengah sengitnya persaingan global, terutama dengan derasnya gelombang mobil listrik asal Tiongkok yang membanjiri pasar otomotif nasional, PT Astra International Tbk (ASII) secara mengejutkan mengumumkan rencana strategis untuk meluncurkan mobil listrik yang dirancang khusus untuk menjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah pada tahun 2025 mendatang. Langkah ini diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis (8/5) lalu, dan sontak menjadi sorotan utama di industri otomotif Tanah Air.

Djony Bunarto Tjondro menegaskan bahwa Astra telah mencermati dengan seksama tren pertumbuhan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) sejak tahun sebelumnya. Namun, ia menyoroti sebuah anomali krusial: mayoritas produk BEV yang saat ini beredar di pasaran cenderung menyasar segmen konsumen dengan daya beli tinggi. “Apakah mobil listrik yang sudah diluncurkan menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah? Saya rasa tidak. Kebanyakan masih ditujukan untuk kelas menengah ke atas,” ujarnya dengan nada prihatin.

Lebih lanjut, Djony memaparkan data struktur pasar otomotif Indonesia dalam satu dekade terakhir yang menunjukkan fakta menarik. Sekitar 60% pasar didominasi oleh kendaraan dengan rentang harga di bawah Rp300 juta, dan angka ini bahkan menyentuh 80% untuk segmen harga di bawah Rp400 juta. “Karena itu, kami di Astra berupaya menghadirkan kendaraan listrik yang bisa menjangkau lapisan masyarakat di bawah piramida pasar ini,” tandasnya dengan penuh keyakinan. Langkah ini jelas merupakan gebrakan berani dari raksasa otomotif nasional untuk mendemokratisasi akses terhadap teknologi kendaraan ramah lingkungan.

Menanggapi manuver strategis Astra ini, analis investasi pasar modal, C. Jiah Mario, memberikan pandangan yang mendalam. Menurutnya, rencana Astra ini bukan hanya sekadar respons terhadap persaingan pasar, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas dalam konteks geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China. “Dominasi China dalam rantai pasok baterai dan produksi mobil listrik global adalah sebuah realitas. Langkah Astra untuk fokus pada segmen yang belum banyak dijamah pemain global, termasuk China, bisa menjadi strategi cerdas untuk menciptakan ceruk pasar yang unik,” ujar C. Jiah Mario saat dihubungi secara terpisah.

Lebih lanjut, Mario menyoroti potensi besar teknologi Indonesia di tengah persaingan global ini. “Indonesia memiliki sumber daya nikel yang melimpah, yang merupakan komponen krusial dalam produksi baterai kendaraan listrik. Ini adalah modal yang sangat berharga. Namun, tantangannya terletak pada bagaimana kita bisa mengoptimalkan hilirisasi nikel ini dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik secara mandiri, mulai dari hulu hingga hilir,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa perang dagang AS-China justru bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi dan alih teknologi, asalkan pemerintah mampu merumuskan kebijakan yang tepat dan menarik.

“Kunci keberhasilan Indonesia dalam persaingan global ini terletak pada inovasi dan adaptasi teknologi. Kita tidak bisa hanya menjadi pasar bagi produk asing. Kita harus mampu mengembangkan teknologi sendiri, menciptakan merek lokal yang kuat, dan memanfaatkan potensi sumber daya alam kita secara optimal,” tegas Mario. Langkah Astra untuk menghadirkan mobil listrik yang terjangkau diharapkan dapat memicu inovasi lebih lanjut di industri otomotif nasional dan mendorong adopsi kendaraan listrik secara lebih luas di kalangan masyarakat Indonesia.

Rencana detail Astra terkait pengembangan mobil listrik “merakyat” ini memang masih menjadi misteri. Namun, janji untuk menghadirkan kendaraan listrik yang sesuai dengan daya beli mayoritas masyarakat Indonesia pada tahun 2025 jelas menjadi angin segar dan memicu optimisme baru di tengah gempuran produk impor. Mampukah Astra merealisasikan ambisi ini dan menjadikan Indonesia pemain kunci dalam era elektrifikasi otomotif global? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!

Back to top button