Respons cepat suporter Jawa Timur tunjukkan semangat sportifitas
Gresik – Insiden kerusuhan suporter antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudra menjadi pukulan telak bagi sepak bola Jawa Timur. Insiden yang mengakibatkan korban berjatuhan di kedua belah pihak itu langsung menjadi sorotan publik sepak bola Tanah Air.
Kerusuhan suporter Gresik United vs Deltras FC usai laga Liga 2 pada Minggu (19/11/2023), mengakibatkan 28 orang luka-luka, 17 suporter, 11 polisi. Laga tersebut berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan Deltras FC.
Meski demikian, di tengah kontroversi yang terjadi, suporter Jawa Timur justru menunjukkan respons yang cepat dan tepat. Mereka tidak saling menyalahkan atau menghakimi, melainkan langsung mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah.
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan penggalangan dana bagi korban. Dalam waktu semalam, penggalangan dana tersebut berhasil mengumpulkan Rp73 juta. Dana tersebut akan disalurkan kepada korban, baik dari pihak suporter maupun teman-teman kepolisian yang menjadi korban.
Langkah berikutnya adalah bersilaturahmi dengan pihak kepolisian. Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI) Jawa Timur mengajak Ultras Gresik untuk bertemu dengan Kapolres Gresik, Adhitya Panji Anom. Silaturahmi tersebut bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis setelah insiden sekaligus menegaskan bahwa suporter sepakbola bukan musuhnya polisi, begitu juga sebaliknya.
Dalam pertemuan tersebut, suporter Jawa Timur menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian atas insiden yang terjadi. Mereka juga berjanji akan terus melakukan edukasi kepada anggota kelompok suporter agar tidak mudah disusupi pihak ketiga.
“Kami juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian atas insiden yang sebenarnya di luar kendali kami. Karena selama ini, yang kami tahu, kultur sepakbola Gresik tidak seperti itu (merusak dan menyerang polisi),” kata Ketua PN-SSI Jawa Timur, Mimit Tirmidzi.
Salah satu sesepuh Ultras Gresik, Tharom Muharom juga menyampaikan hal yang sama.” Kami sangat menyesal dan menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada pihak kepolisian. Kami akan terus melakukan edukasi kepada teman teman kami yang di bawah agar bisa lebih baik lagi,” ujar mantan Ketua Umum Ultras Gresik itu.
Kapolres Gresik, Adhitya Panji Anom juga menyampaikan ucapan terima kasih atas respons cepat yang dilakukan oleh suporter Jawa Timur yang telah bersilaturahmi ke kediamannya. “Karena tugas polisi hanya mengamankan bukan sebagai musuh suporter. Toh, bila polisi dan suporter bekerja sama, pasti ada banyak hal positif yang dihasilkan. Dan, itu sudah terbukti banyak hal positif dari kolaborasi polisi dan suporter,” ujar Adhitya.
Selain itu, PN-SSI Jatim dan Kapolres Gresik juga melakukan kunjungan ke rumah sakit untuk membesuk korban gas air mata. Mereka juga berencana melakukan aksi bersih-bersih Stadion Gelora Joko Samudra dari sisa-sisa insiden minggu kemarin.(*)