Kalteng

Kalimantan Tengah Gandeng JFC untuk Tingkatkan Kualitas Event

Palangka Raya – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah mengadakan Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Event bertajuk Peningkatan Mutu dan Kualitas Event Daerah Kalteng, Selasa (5/12/2023).

Narasumber merupakan praktisi penyelenggara Jember Fashion Carnaval (JFC) yang telah berlangsung setiap tahun sejak tahun 2003, yaitu Ketua Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) David K. Susilo, dan Ketua Yayasan Jember Fashion Carnaval (JFC) Budi Setiawan.

Kedua narasumber menyampaikan materi serta berbagi ilmu dan pengalaman terkait event. Selain itu, mengajak seluruh peserta untuk dapat bersama-sama melakukan benchmarking event dengan menyerap faktor-faktor penyusunan tema, eksplorasi setiap titik, bagaimana sistem penyelenggaraan dan kerjasama event, dan eksplorasi setiap titik.

Ketua Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) David K. Susilo mengajarkan kepada peserta agar dalam penyelenggaraan event JFC memuat empat E-Concept, yaitu Education, Entertainment, Exhibition, Economic Impact.

Penyelenggaraan event ekonomi kreatif memiliki multiplayer effect dikarenakan ekraf memiliki 17 subsektor, meliputi pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.

“Kalimantan Tengah dengan event di masing-masing kabupaten dan kota dapat menerapkan konsep yang kurang lebih sama,” ujarnya.

“Instrumen Kharisma Event Nusantara (KEN) adalah mitigasi tourism. Ekonomi kreatif menghasilkan konten yang membangun industri pariwisata. Perlu bagi pelaku event untuk klasterisasi mencari value dalam penyusunan perencanaan,” imbuhnya.

Ketua Yayasan Jember Fashion Carnaval (JFC) Budi Setiawan menyampaikan bahwa dalam membangun sebuah event harus berkomitmen dan konsisten. Konsisten itu kata kunci membangun event.

“Untuk berkomitmen dan konsisten dalam membangun sebuah event diperlukan aspek why yang kuat, karena tujuan sejati dari membangun sebuah event yaitu sebagai legacy yang membentuk dan membangun daerah,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, konsep JFC ialah menampilkan keindahan Indonesia pada kostum yang dikenakan. Kostum peserta JFC bukanlah pakaian adat, melainkan prototype kostum ekonomi kreatif masing-masing peserta berdasarkan tema tahunan yang telah ditetapkan.

JFC melibatkan seluruh pelaku ekraf di masyarakat umum untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat dan kecintaan terhadap kemajuan pariwisata daerahnya.

“Pelaku event kabupaten dan kota se-Kalimantan Tengah juga harus memahami standarisasi event. Kolaborasi antar pelaku dan penyelenggara event harus kompak karena tujuan event ialah untuk membangun legacy seni dan budaya setempat,” tuturnya.

Kepala Dinas Adiah Chandra Sari mengungkapkan bahwa Kalimantan Tengah memiliki potensi ekonomi kreatif yang kaya sehingga dapat digali dan dikemas dalam event-event yang menarik.

“Bimtek ini merupakan bentuk usaha Disbudpar Kalteng untuk membangkitkan dan mendorong sektor sumber daya manusia kreatif dalam peningkatan mutu dan kualitas event Kalimantan Tengah agar memenuhi kriteria standar event nasional melalui benchmarking bersama untuk menguatkan kualitas event di Kalimantan Tengah,” jelasnya.

Kabupaten dan kota se-Kalimantan Tengah diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi masing-masing daerahnya untuk dapat dimasukkan dalam Calendar of Event daerah. Event kabupaten dan kota tersebut merupakan cikal bakal event yang akan diangkat dalam Kharisma Event Nasional yang ditetapkan oleh Kemenpar RI.

“Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga telah merencanakan dan mengemas beberapa event menarik pada tahun 2024 mendatang. Disbudpar juga sedang menyiapkan Pesanggrahan Tjilik Riwut, agar mulai tahun 2024 dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelaku ekraf dan penyelenggara event dari tiap kabupaten dan kota untuk menyelenggarakan kegiatannya di area pesanggrahan, guna pelestarian seni budaya dan peningkatan kunjungan wisatawan di Kalimantan Tengah,” pungkas Adiah.(*)

Back to top button