NasionalEkonomi dan Bisnis

IHSG BERPOTENSI MELEDAK! Sambut Era Baru, Pasca AS vs China Ambil Jalan Damai

SUDUT KALTENG, Jakarta – Dunia investasi tengah bergejolak menyambut kabar super panas dari panggung global yang diprediksi akan memicu ledakan optimisme di lantai bursa, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)! Setelah sempat ditutup positif tipis pekan lalu, IHSG bersiap menghadapi gelombang bullish dahsyat berkat perkembangan geopolitik dan ekonomi dunia yang paling ditunggu-tunggu: sinyal gencatan senjata tarif dagang antara dua raksasa ekonomi, Amerika Serikat dan China!

Menurut data terbaru dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG memang sudah menunjukkan sedikit perlawanan terhadap ketidakpastian dengan kenaikan 0,25% pekan lalu (5-9 Mei 2025), parkir di level 6.832,80 pada penutupan Sabtu (10/5/2025). Kapitalisasi pasar juga ikut merangkak naik 0,29%. Namun, angka ini hanyalah pemanasan! Saat pintu BEI kembali dibuka pada Rabu (14/5/2025), pasar diprediksi akan menyambutnya dengan antusiasme luar biasa, mendorong IHSG dan saham-saham unggulan (Big Caps) meroket ke zona hijau!

Sentimen krusial ini datang dari perundingan super penting di Swiss, di mana para petinggi Amerika Serikat dan China dilaporkan mencapai “kemajuan substansial” dalam upaya meredakan perang tarif yang telah lama membayangi lanskap ekonomi global. Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, bahkan menyebut dialog ini sebagai “langkah pertama yang penting” menuju penyelesaian perbedaan, sepakat menciptakan mekanisme baru untuk perundingan lanjutan yang dipimpin langsung oleh dirinya dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Respons pasar Asia siang tadi menjadi buktinya! Indeks Hang Seng di Hong Kong langsung melesat lebih dari 3%, diikuti Shenzhen dan CSI 300 China yang sama-sama menguat di atas 1%. Bursa saham Taiwan, Kospi Korea, Kosdaq, hingga NIKKEI dan TOPIX Jepang tak mau kalah, semuanya perkasa di zona hijau sejak pagi! Ini adalah sinyal jelas betapa haus pasar global akan kabar baik dari Washington dan Beijing.

Puncaknya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengumumkan kesepakatan fenomenal di Jenewa: kedua negara sepakat melakukan potongan tarif fantastis untuk sementara waktu, berlaku selama 90 hari ke depan mulai 14 Mei 2025! Amerika Serikat dengan berani memangkas tarif impor dari China secara super drastis, dari yang tadinya setinggi 145% kini tinggal 30% saja, termasuk untuk impor fentanil. China pun membalas dengan sikap serupa, menurunkan tarif impor dari AS dari 125% menjadi hanya 10%! Reduksi tarif yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah “secercah harapan epik” bagi rantai pasok dan perdagangan global.

Menyikapi perubahan lanskap ekonomi dan geopolitik yang mendadak cerah ini, pengamat pasar terkemuka, C. Jiah Mario, memberikan pandangannya yang tajam. “Ini adalah momen krusial. Dunia investasi sedang menyaksikan pergeseran paradigma. Sinyal positif dari AS vs China bukan sekadar kabar baik, tapi potensi pembuka keran likuiditas dan sentimen positif yang masif secara global,” ujar C. Jiah Mario.

Ia menambahkan, dalam menghadapi situasi seperti ini, investor perlu strategi yang matang. “Seperti kata pepatah, ‘Badai ketidakpastian bisa menjadi ladang peluang bagi mereka yang siap’. Penurunan tarif drastis ini bisa memicu rotasi sektor dan menguatkan saham-saham yang sebelumnya tertekan isu perang dagang. Namun, jangan euforia berlebihan,” pesannya.

C. Jiah Mario menekankan pentingnya taktik adaptif di pasar saham. “Strategi terbaik di tengah perubahan kebijakan global adalah ‘tetap tenang dalam badai, jeli melihat peluang di tengah riak’. Diversifikasi portofolio adalah kunci, jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang hanya karena satu sentimen. Fokus pada fundamental perusahaan yang kuat, karena pada akhirnya, nilai intrinsiklah yang bertahan. Gunakan momen ini untuk meninjau kembali posisi Anda, apakah saham-saham yang Anda miliki benar-benar diuntungkan dari meredanya ketegangan ini,” paparnya.

“Ingatlah, ‘Pasar saham adalah maraton, bukan sprint’. Perubahan kebijakan global memang memberikan dorongan signifikan, tapi volatilitas akan selalu ada. Peluang profit besar datang saat kita bisa membaca arah angin geopolitik dan menerjemahkannya ke dalam aksi beli atau jual yang terukur,” tutup C. Jiah Mario, mengingatkan para investor untuk bersiap menyambut dibukannya perdagangan Bursa Efek Indonesia hari Rabu (14/5/2025) dengan optimisme yang realistis dan strategi yang kokoh. IHSG dan saham-saham Big Caps siap menyambut era baru ini!

Back to top button