Kalteng

Kuyang Menghantui Layar Lebar: Teror Mahluk Halus Kalimantan Menyasar Seluruh Tanah Air

Muara Teweh – Sosok kuyang, mahluk halus jadi-jadian yang melegenda di Kalimantan, siap meneror seluruh penjuru tanah air pada 7 Maret 2024 mendatang, melalui film layar lebar berjudul “Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai”. Film horor ini diangkat dari novel berjudul yang sama karya Achmad Benbela, penulis asal Kalimantan Tengah.

Benbela, yang kini tinggal di Sampit, Kotawaringin Timur, mengungkapkan kebanggaannya atas film ini. “Alhamdulillah, ini adalah kebanggan bagi saya pribadi sebagai penulis. Akhirnya sebuah film dengan tema Kalimantan akan mewarnai dunia perfilman tanah air, khususnya genre horor,” ucapnya, dihubungi media ini pada Minggu (4/2/2024) sore.

Pria suku Dayak Bakumpai ini menuturkan, novel “Kuyang” yang ia tulis terinspirasi dari cerita rakyat tentang teror kuyang di sebuah kampung pedalaman Kalimantan. Teror ini memaksa penduduk kampung melarikan diri karena kekuatan si penganut ilmu kuyang yang mengerikan.

“Di sebuah kampung di Kalimantan, dipercaya ada seorang wanita yang diduga kuyang oleh warga sekitar. Sosok ini meneror ibu hamil yang baru melahirkan hingga membuat warga ketakutan,” ungkapnya.

Novel “Kuyang”, kata dia, ditulis dalam kurun waktu lima bulan, dari Januari hingga Mei 2021. Sebelum dibukukan, novel ini dirilis secara daring di Kaskus dan Wattpad. Hal ini menarik minat penerbit Gagas Media untuk menerbitkannya dalam bentuk buku pada Januari 2022.

“Waktu itu respon pembaca sangat antusias dan kemudian menarik minat salah satu penerbit untuk dibukukan,” tutur pria kelahiran Puruk Cahu, Murung Raya.

Kesuksesan novel “Kuyang” berlanjut dengan diliriknya novel ini oleh beberapa Production House (PH) untuk diadaptasi menjadi film. Benbela dan Gagas Media akhirnya memilih salah satu PH untuk menggarap film ini.

“Pihak penerbit Gagas Media memberitahu saya, novel Kuyang dilirik oleh tiga atau empat Production House (PH). Namun akhirnya kami sepakat pada salah satu PH,” bebernya.

Benbela, yang juga seorang jurnalis televisi itu berharap film ini dapat ditonton banyak orang, khususnya warga Kalimantan. Setting film di Kalimantan dengan kultur, budaya, dan ciri khasnya diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri.

Lebih dari itu, Benbela berharap film ini dapat memotivasi penulis-penulis lain di Kalimantan Tengah untuk terus berkarya dan menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan penulis dari wilayah lain di tanah air.

Back to top button