Umum

Dedi Mulyadi Buka Suara tentang Dialognya dengan Aura Cinta

sudutkalteng.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi buka suara tentang dialognya dengan Aura Cinta yang ramai dibincangkan di media sosial. Hal tersebut disampaikan Dedi melalui akun Instagram @dedimulyadi71 yang diunggah pada Selasa (29/4/2025).

“Perlu dipahami oleh semua dialog saya dengan Aura itu adalah dialog yang ingin menggambarkan tentang masa depan anak-anak kita. Pertama, Aura bukanlah anak remaja, tapi menurut saya sudah dalam kategori dewasa, karena usianya sudah hampir 20 tahun,” ujar Dedi Mulyadi.

Dedi mengatakan Aura sudah lulus SMA sejak setahun lalu. Ia pun sudah menjadi bintang iklan dan sudah bisa mencari uang.

“Dia sudah menjadi bintang iklan, sudah bisa mencari uang oleh dirinya sendiri. Jadi bukanlah kategori remaja apalagi anak-anak,” jelas Dedi.

Lebih lanjut, Dedi juga menyampaikan bahwa problem remaja hari ini sudah menjadi problem akut bahkan menurutnya mengerikan tindakan-tindakannya sudah menjurus pada kriminal walaupun mereka yang di bawah umur tidak bisa diperlakukan sebagaimana tindakan kriminal yang lain yang sudah dewasa.

“Salah satu contoh di sebuah daerah ada dua orang anak SMP yang tega menghabisi kakeknya gara-gara dilarang pakai motor keluar jam 11.00 malam kebiasaannya dia main mobile legends sampai jam 4 dini hari karena mendapat fasilitas wi-fi gratis di sebuah area taman ini adalah fakta,” jelas Dedi.

Untuk itu, kata Dedi diperlukan tindakan-tindakan yang lebih nyata bukan hanya diskusi, bukan hanya wacana.

“Kalau tidak saudara-saudara kita akan mengalami penyesalan karena anak-anaknya masuk dalam wilayah keterpurukan dan saya juga berkonsentrasi tidak boleh lagi ada anak-anak remaja yang minta-minta di jalan. Saya ingin terus membenahi ini dengan baik karena selama ini kita lebih senang diskusi daripada aksi-aksi nyata,” pungkas Dedi.

Sebelumnya, mengenai wisuda atau perpisahan. Menurut Dedi hal tersebut membebani orang tua karena harus membayar, dan tanpa perpisahan, siswa tidak akan kehilangan kenangan. Dedi menyebut kenangan indah di masa sekolah tak hanya kala perpisahan melainkan masa-masa ketika belajar.

“Tanpa perpisahan emang kehilangan kenangan? kenangan indah itu saat proses belajar tiga tahun,” kata Dedi dalam video di akun YouTube pribadinya.

Aura mengatakan jika tidak ada perpisahan, siswa tidak bisa merasakan berkumpul terakhir dengan teman-teman. “Saya ngerasa kan udah lulus ya. Kalau misalkan enggak ada perpisahan kita tuh enggak bisa kumpul bareng atau rasain gimana-gimana kumpulnya interaktif sama teman-teman itu pak,” ujar Aura.

Keluarga Aura sebelumnya juga menjadi korban penggusuran di bantaran kali. Dedi mengingatkan agar gaya hidup keluarga itu tidak terlalu tinggi. Dedi menyinggung kini warga meminta penggantian rumah yang digusur.

“Saya balik, tinggal di tanah orang lain harus bayar enggak sama yang punya tanah? Kalau saya balik nuntut, Pemdanya nya suruh minta tagihan dihitung beberapa tahun ke belakang bayar tiap tahun,” ujar Dedi.

“Bapak kan bisa lihat dulu latar belakang saya, saya miskin atau gak, mampu bayar atau enggak,” jawab Aura.

“Kamu miskin enggak?” tanya Dedi. “Iya, saya mengakui,” jawab Aura.

“Kenapa miskin pengen hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan? kan kamu merasa miskin. Kenapa orang miskin gak merasa prihatin?” tegas Dedi. (SK-1)

Back to top button