NasionalPeristiwa

PERHATIAN! Bumi Bergeser, Kehilangan Air Daratan Ubah Poros Rotasi!

Global – Sebuah kabar menggegerkan datang dari dunia ilmu pengetahuan! Penelitian terbaru mengungkap fenomena yang tak pernah terbayangkan sebelumnya: posisi Bumi ternyata bergeser signifikan dalam dua dekade terakhir! Penyebabnya? Bukan inti planet, bukan pula es yang mencair, melainkan sesuatu yang jauh lebih dekat dan mengkhawatirkan, hilangnya air di daratan secara masif!

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Science ini membeberkan data yang sungguh mencengangkan. Hanya dalam kurun waktu singkat, antara tahun 2000 hingga 2002, Bumi kehilangan lebih dari 1.600 gigaton air tanah! Jumlah yang sulit dibayangkan ini ternyata memiliki dampak dahsyat, menggeser sumbu rotasi planet kita sejauh sekitar 45 centimeter!

Profesor Clark Wilson, seorang ahli geofisika terkemuka dari University of Texas di Austin yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa perpindahan air dari daratan menuju lautan telah mengubah keseimbangan massa Bumi. Ibarat seorang penari es yang menggerakkan lengannya, perubahan distribusi massa ini memaksa poros putar planet kita untuk menyesuaikan diri.

“Jika Anda mengambil sejumlah besar air dari daratan dan memindahkannya ke lautan, Anda sedang mendistribusikan ulang massa di seluruh planet,” tegas Profesor Wilson, seperti dikutip dari Science Focus pada Rabu (23/4/2025). “Itu akan mengubah sumbu rotasi Bumi,” lanjutnya.

Penelitian yang dipimpin oleh Prof Ki-Weon Seo dari Seoul National University ini menggunakan kombinasi data radar satelit yang canggih dan pemodelan kelembaban tanah untuk merekonstruksi perubahan penyimpanan air global sejak akhir abad ke-20. Hasilnya sangat mengkhawatirkan. Antara tahun 2000 dan 2002, penurunan drastis kelembaban tanah berkontribusi pada kenaikan permukaan laut global sebesar 1,95 mm per tahun! Angka ini jauh melampaui kontribusi dari pencairan es Greenland yang “hanya” sekitar 0,8 mm per tahun.

Ironisnya, tren pengeringan ini terus berlanjut. Antara tahun 2003 hingga 2016, Bumi kembali kehilangan sekitar 1.000 gigaton air tanah. Bahkan hingga tahun 2021, tingkat kelembaban tanah belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, mengindikasikan adanya pergeseran jangka panjang dalam siklus air di daratan.

Pergeseran sumbu Bumi ini ternyata bertepatan dengan wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem, termasuk Asia Timur dan Tengah, Amerika Utara dan Selatan, serta Afrika Tengah. Sebuah korelasi yang patut menjadi perhatian serius bagi kita semua.

Meskipun pergeseran 45 cm ini mungkin terkesan kecil, Profesor Wilson mengingatkan bahwa pengukuran yang sangat presisi ini krusial. Bahkan, pergeseran sekecil ini pun dapat memengaruhi keakuratan sistem navigasi global seperti GPS. Oleh karena itu, pergerakan sumbu Bumi terus dipantau dengan ketelitian hingga tingkat milimeter.

Temuan ini bukan sekadar informasi ilmiah yang menarik, melainkan sebuah peringatan keras bagi umat manusia. Kehilangan air tanah secara masif, yang kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan, memiliki konsekuensi yang jauh lebih luas dari yang kita bayangkan. Pergeseran poros Bumi adalah bukti nyata betapa rapuhnya keseimbangan planet kita dan betapa mendesaknya tindakan nyata untuk menjaga sumber daya air dan menanggulangi perubahan iklim. Mari kita renungkan, Bumi yang kita pijak ini ternyata tidaklah statis. Setiap tetes air yang hilang dari daratan membawa perubahan, bahkan pada skala planet. Sudah saatnya kita bertindak sebelum pergeseran ini membawa dampak yang lebih besar bagi kehidupan di Bumi.

Back to top button