NasionalEkonomi dan Bisnis

Sensasional! Saham TIRA Melesat: Konspirasi Perang Dagang As-China Terkuak!

Jakarta – Jagat bursa saham Indonesia diguncang fenomena mencengangkan! Saham emiten baja dan gas industri, PT Tira Austenite Tbk (TIRA), bak roket yang meluncur deras, sempat mengalami suspensi perdagangan sementara pada 11 Februari 2025 akibat cooling down. Namun, di balik penghentian sesaat itu, tersembunyi potensi ledakan keuntungan yang tak terduga, bahkan menyeret kita ke pusaran geopolitik dan perang dagang panas antara Amerika Serikat (AS) dan China!

Bagaimana mungkin perusahaan yang bergerak di sektor hilir seperti distribusi baja dan gas tiba-tiba menjadi buah bibir dan incaran investor hingga menyentuh level multibagger hanya dalam waktu singkat? Analisis mendalam tim C. Jiah Mario menemukan benang merah yang mengejutkan. Kebutuhan industri akan baja-baja khusus dan gas industri yang didistribusikan TIRA, terutama untuk sektor manufaktur dan infrastruktur, mengalami lonjakan permintaan yang signifikan. Sumber di kalangan industri menyebutkan, tensi perang dagang AS-China yang belum mereda memaksa berbagai perusahaan global mencari alternatif pasokan di luar kedua negara raksasa ekonomi tersebut. Indonesia, dengan potensi industrinya yang terus berkembang, menjadi salah satu tujuan relokasi dan ekspansi, yang secara langsung mendongkrak permintaan produk-produk TIRA.

Lebih lanjut, pergerakan harga komoditas global, termasuk baja dan gas, turut memberikan angin segar bagi kinerja TIRA. Pembatasan ekspor dan tarif yang diterapkan dalam perang dagang AS-China menciptakan disrupsi rantai pasok global, yang pada gilirannya meningkatkan harga komoditas tertentu. Sebagai distributor, TIRA diuntungkan dari kenaikan harga ini, tercermin dari lonjakan nilai transaksi sahamnya yang mencapai Rp400 miliar dengan volume 149 ribu saham pada perdagangan terakhir. Target harga saham TIRA yang diprediksi analis menembus level psikologis 2.500 bukanlah isapan jempol belaka, melainkan cerminan dari sentimen bullish yang kuat di tengah kondisi geopolitik yang dinamis.

Namun, kewaspadaan tetap menjadi kunci. C. Jiah Mario mengingatkan bahwa pasar saham, layaknya arena pertarungan geopolitik, penuh dengan ketidakpastian dan fluktuasi. Meskipun pola bullish TIRA terlihat menjanjikan, potensi koreksi tetap ada. Investor perlu mencermati setiap perkembangan, termasuk kebijakan-kebijakan terkait perdagangan internasional dan dinamika ekonomi global yang dapat mempengaruhi kinerja sektor industri secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar TIRA yang telah mencapai Rp1,399 triliun menjadi bukti betapa besarnya kepercayaan pasar saat ini, namun fundamental perusahaan dengan EPS minus Rp1 dan PER minus 4.034 kali tetap menjadi catatan penting untuk dianalisis lebih lanjut.

Fenomena “Roket TIRA” ini bukan hanya sekadar kisah kenaikan harga saham. Ini adalah cerminan bagaimana konstelasi geopolitik global, khususnya rivalitas ekonomi AS-China, dapat menciptakan peluang dan kejutan di pasar modal negara berkembang seperti Indonesia. Para pelaku pasar kini bertanya-tanya, akankah TIRA terus melaju kencang, ataukah suspensi Februari lalu menjadi sinyal peringatan akan adanya turbulensi di masa depan? Kita akan terus mengawasi dan melaporkan perkembangan terkini dari panggung bursa saham yang semakin menarik ini.

Back to top button